Mencari

Seorang investor selalu YAKIN bahwa rejeki itu ada di pasar Modal. Tugas sejatinya adalah mencari. Keindahannya adalah dalam berusaha menemukan. Akhirnya, kepuasannya tatkala menemukan apa yang diinginkannya

Kamis, 31 Januari 2013

Trading dan Olah Raga



Ada temuan yang saya pelajari dari trading saham belakangan ini, yaitu kebugaran tubuh ternyata berpengaruh atas akurasi dari trading saya. Sesungguhnya hal ini sudah saya sadari sejak tahun tujuh puluhan, saat saya menekuni olah raga bridge. Bridge adalah olah raga otak, namun tanpa tubuh yang bugar kita tidak mungkin bermain bridge dengan baik.

Dalam tubuh yang sehat, terdapat pikiran yang tenang dan analisa yang dilakukan dengan jernih akan menghasilkan keputusan trading yang benar. Saya juga menemukan bahwa saat saya sendiri berjogging di pagi hari, saat kita mampu mendengar dan merasakan denyut jantung kita sendiri, hanya pikiran yang sehat dan baik yang bersemayam di kepala kita. Inspirasi seringkali muncul saat saya berolahraga jogging. Pada saat kesendirian tersebutlah, banyak keputusan-keputusan yang semula terasa sangat pelik, dapat diuraikan dengan gamblang dan diputuskan.

Seorang sahabat melakukan jogging sembari ber-dzikir, wah sungguh berlipat manfaatnya, dunia maupun akhirat. Salah satu suku Indian di Amerika Selatan, bahkan menetapkan lari adalah salah satu ritual agama mereka. Ujian kedewasaan seseorang dilakukan dengan cara berlari beberapa km sambil mengulum air. Manakala sampai di tempat finish, dimuka pendeta mereka harus memuntahkan kembali air tersebut tanpa berkurang.

Kita dengan mudah bisa menemukan ribuan alas an untuk malas berolah raga dan ini hanya bisa di lawan dengan tekad menempatkan olah raga sebagai kebutuhan, hiburan dan obat. Sebagai contoh saat sedang jengkel dengan seseorang, carilah lapangan dan larilah keliling lapangan barang empat kali, niscaya rasa bete anda akan larut dalam peluh anda. Makin risau hati anda, makin jauhlah anda berlari. Bila teramat sangat jengkel pada seseorang, larilah sepuluh keliling, dan lihatlah hasilnya.

Nah, setelah anda terperangkap dalam sebuah saham yang tidak kunjung rebound, berlarilah sampai berkeringat, mungkin akan muncul pikiran jernih bahwa ini sekedar “sunk-cost”. Jual saja dan belikan saham lain. Siapa tahu.

 Salam

Selasa, 29 Januari 2013

Hukum Biaya





Hukum biaya berlaku dimana-mana. Untuk mendapatkan hasil yang sama, kita selalu mencari biaya yang paling murah. Setiap trader pemula selalu menanyakan berapa biaya setiap transaksi, kadang-kadang mereka lupa bahwa banyak factor lain dari sekedar biaya transaksi yang murah.

Melakukan analisa fundamental juga perlu biaya. Untuk mendapatkan laporan keuangan dari emiten memang gratis dan bisa kita peroleh dari website yang bersangkutan. Tapi bila dalam sehari kita melakukan belasan kali masuk website emiten, betapa repotnya trading kita. Untuk membandingkan parameter-parameter dari sebuah sector atau industri, PER-nya, earning growth-nya, DER nya kita perlu sebuah tools yang praktis. Bayangkan, sector property di JSX jumlahnya puluhan. Perusahaan tambang Batu Bara jumlahnya belasan. Adakah situs yang menyediakan data siap pakai? Mungkin Kita perlu berlangganan situs yang berbayar, agar waktu kita tidak terbuang banyak hanya untuk mencari data. Padahal dalam trading kita memerlukan gerak cepat karena pergerakan harga sangat dinamis.

Bila anda sedang jatuh cinta pada sebuah saham, maka lakukanlah deep analysis saham tersebut. Untuk meneliti sebuah emitten, kita perlu memeriksa secara comprehensive bagaimana sosok perusahaan tersebut. Bagaimana proyeksi sales kedepan. Bagaimana rencana Capital-Expenditure-nya. Bagaimana rencana mendapatkan tambahan modal untuk perluasan usaha. Namun kita bukan Warren Buffet dengan Berkshire Hathaway-nya yang memiliki dana hampir tidak terbatas untuk menggali informasi calon perusahaan yang akan dia beli sahamnya. Kita juga bukan institusi Dana Pensiun yang memang memiliki anggaran biaya exploration seperti itu. Celakanya, sudah mengeluarkan begitu banyak waktu dan biaya untuk mendapatkan informasi, hasilnya perusahaan tersebut tidak feasible untuk dibeli. Wah, kojur, kata orang Jogya.

Nah mungkin Fundamen Top40 bisa membantu anda.


Minggu, 27 Januari 2013

Fatwa tentang JUAL BELI SAHAM





Fatwa Komite Tetap Kajian Ilmiah dan Pemberian Fatwa Kerajaan Saudi Arabia 1419 H (1999 M)

Fatwa no. 4016 tentang  JUAL BELI SAHAM

Pertanyaan : Apa hukum pembelian saham dengan harga yang lebih tinggi daripada modal. Saya pernah membeli beberapa saham dan menjualnya lebih mahal daripada harga beli, lalu bagaimana hukum jual beli saham ini? Perlu diketahui bahwa saya masih memiliki beberapa saham.

Jawaban: Jika saham-saham itu tidak mewakili uang murni dan diketahui oleh pihak penjual dan pembeli, boleh diperjualbelikan. Hal itu didasarkan pada dalil-dalil yang membolehkan jual beli. Misalnya saham-saham itu mewakili tanah, mobil, bangunan atau yang lainnya.
Wabillaahit taufiq. Mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para Sahabatnya.
Dikutip dari Buku Fatwa-fatwa Jual Beli, terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi’i ( Cetakan ke 3 Juli 2009)

Selasa, 22 Januari 2013

Tentang Rata-rata

Dalam dunia analisa saham, tanpa kita sadari rata-rata adalah formula yang paling banyak dipakai. Dunia komputer sudah demikian maju, sehingga grafik rata-rata dengan mudah bisa digambarkan dan diotak-atik. Mau rata-rata 5 hari? 12 hari? 20 hari? bahkan satu tahunpun tinggal klik.

Pada saat ini, moving average dan semua aplikasinya yang berdasarkan pergerakan harga rata-rata dari sebuah seri  harga penutupan sudah demikian luas dipergunakan oleh para trader. Grafik rata-rata bahkan dikembangkan lagi menjadi eksponensial atau pendekatan matematik yang lain agar gambarnya lebih halus dan lebih mudah dipergunakan.

Pada umumnya kita percaya bahwa menganalisa pergerakan harga rata-rata dapat meramalkan harga yang akan datang. Persilangan dari dua seri rata-rata, diramalkan akan terjadi break-out atau pembalikan sebuah trend harga saham. Keyakinan bahwa harga rata-rata bisa meramalkan yang akan datang ini tentu sudah melewati percobaan-percobaan yang intensif. Data mengenai harga saham setiap saat demikian berlimpah tersedia untuk memanjakan para analis saham.

Dalam menggunakan rata-rata, kita seyogyanya sedikit hati-hati. Cobalah kita amati sebuah kasus fiktif yang sangat ekstrim tentang orang meninggal yang dimakamkan disebuah kuburan, berikut,

Tanggal 1 seorang dimakamkan pada usia 65 tahun
Tanggal 2 seorang meninggal pada usia 6 tahun
Tanggal 3 seorang lagi meninggal pada usia 65 tahun
Tanggal 4 seorang meninggal pada usia 97 tahun
Tanggal 5 seorang lagi meninggal dan dimakamkan pada usia 65 tahun

Usia manusia ditangan Allah Yang Maha Kuasa, namun bolehkah kita menduga bila tanggal 6 ada yang meninggal lagi, berapakah usianya?

Berdasarkan modus, atau bilangan yang frekwensi munculnya paling sering,  usia yang akan dimakamkan tanggal 6 nanti adalah sekitar 65 tahun. Sedangkan berdasarkan rata-rata, yang akan meninggal  nanti usianya 59,6 atau 60 tahun. Nah, mana yang benar?

Salam.

Sabtu, 19 Januari 2013

Likuiditas Saham


Apakah besarnya Market Capitalization sebuah saham menjadi jaminan bahwa saham tersebut ramai diperdagangkan dan likuid? Belum tentu. Market Capitalization seperti diketahui adalah jumlah saham yang beredar dikalikan harga per saham saat itu. Banyak yang berpendapat bila Market Capitalization besar, maka saham tersebut akan ramai diperdagangkan.

Sebaliknya apakah sebuah saham dengan Market Capitalization yang relative kecil adalah saham yang tidak likuid? Belum tentu juga.

Berikut hanya beberapa contoh saham-saham dengan Market Capitalization besar tapi transaksi hariannya tidak lebih dari 2 milyard rupiah,

HMSP    255 Trilyun
BYAN     32 Trilyun
BTPN     29 Trilyun
BNGA    28 Trilyun
BNII       21 Trilyun
TOWR   21 Trilyun

(data Januari 2013)

Sebaliknya berikut contoh saham-saham dengan Market Capitalization dibawah 2 Trilyun  tapi transaksi hariannya cukup laris,

PTRO     15 Milyard
UNSP    11.6 Milyard
INTA      10.5 Milyard
DOID     9.3 Milyard
IATA      8.9 Milyard
KOBX     6.2 Milyard
ELSA      5.1 Milyard

(data rata-rata diambil 200 hari s/d tanggal 11 Jnuari 2013)

Nah bagi para analis fundamental, perlu hati-hati jangan hanya terpukau dengan Market Capitalization saja. Kita membeli saham kan untuk dijual kembali toch?

Salam