Saya lupa tepatnya, mungkin awal 2009, saat itu pasar
sedang bearish. Satu persatu saham yang fundamental bagus masuk dalam basket
harga discount. Dalam table excel, lampu hijau menyala: BUY. Itu instruksi yang
sangat sulit untuk ditolak. Tidak ada main feeling, system sudah mengatur,
formula excel menetapkan IF, bobot fundamental melampaui bobot batas minimal
AND harga sudah under-valued, maka lampu hijau menyala. Beli. Hari demi hari
lampu hijau baru terus menyala dan pada akhir minggu saya sudah mengkoleksi 9
saham baru. Terlalu banyak memang, tapi saya percaya kepada system yang saya
tetapkan sendiri secara konsisten.
Celakanya, ternyata harga-harga merosot terus. Dengan
sisa modal yang ada, saya hanya mampu dua kali averaging down. Modal sudah
habis untuk memborong dan tidak ada sisa lagi untuk membeli saham. Terpaksa
saya melakukan langkah ELIMINASI. Saya pilih saham yang bobot fundamentalnya
paling tinggi. Ternyata saya temukan saham tersebut adalah BVIC, Bank Victoria!
Surprise? Sebuah Bank kecil yang tidak memiliki kantor cabang selain di
Jakarta. Market Capitalisasinya juga kecil, nyaris tidak masuk threshold.
Saya teliti kembali Bank tersebut dengan melakukan deep
investigasi. Growth selama 5 tahun terakhir luar biasa bagus, rata-rata diatas
30%. Tahunan maupun triwulan bagus. Margin, karena tidak banyak cost, juga
bagus. Setelah yakin ini saham yang terbaik, saya putuskan BVIC untuk menjadi
LAST RESORT.
Pasar terus turun, namun karena saya membeli semua saham
pada harga discount, maka kadang-kadang ada untung sedikit atau kembali ke par,
segera saya jual dan saya alihkan ke BVIC. Namun BVIC pun terus turun harganya,
terpaksa saya memilih dari koleksi saham saya mana yang LOSS nya paling kecil,
saya jual dan saya belikan kembali BVIC. Dari kisaran 140 per saham, sampai 114
per saham. Akhirnya semua saham saya telah saya jual dan tinggal satu-satunya:
BVIC. Semua modal saya tertanam di BVIC. Dan saya tidak mampu lagi melawan
penurunan BVIC. Surender.
Saya kira semua investor mengalami nasib yang sama.
Bedanya umumnya para investor sudah melakukan stop-loss, sehingga yang tersisa
adalah modal berupa CASH dan mengalami REAL LOST. Sedangkan saya modalnya juga
tergerus sekitar 30%, bukan berupa dana tapi berupa SAHAM BVIC, sehingga saya
baru mengalami POTENTIAL LOST, belum tentu rugi, masih ada harapan. Dan keadaan
side-way dalam posisi rendah berjalan beberapa minggu, bahkan bulan. Saat itu kita
hanya bisa menunggu.
Akhirnya terjadi jugalah pembalikan dan dugaan saya
tepat. BVIC lah yang larinya paling kencang. Saya tidak terlalu sabar, sebelum
target di kisaran 170-an, saya sudah jual di kisaran 160, yang penting saya
masih bisa untung dan tidak sedikit.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar