Pasti akan banyak pendapat mengenai definisi terlaris.
Terlaris karena banyak diperjual belikan? Terlaris karena jumlah transaksinya
terbesar? Apakah 1000 buah transaksi mobil Toyota Avanza lebih laris dibandingkan
dengan transaksi 100 Toyota Lexus yang nilai transaksinya lebih tinggi? Ungkapan “laris” memang masih bisa
diperdebatkan.
Sebagai analis saham, ijinkanlah saya membuat definisi
sendiri, tentang dagangan yang laris, yakni dagangan yang modalnya sedikit tapi
banyak diperjual belikan. Bila
diterapkan dalam saham, saham terlaris adalah saham yang tertinggi ratio antara rata-rata nilai
perdagangan harian dengan market capitalizationnya. Rata-rata nilai transaksi
harian diamati dalam 200 hari, sedang market capitalization diukur pada saat
harga terakhir. Agak panjang ya definisinya, tapi itulah yang mungkin saya bisa
uraikan.
Namun untuk memudahkan perhitungan dan pemahaman,
pemakaian ratio saya balik, yaitu market capitalization dibagi dengan transaksi
harian. Sehingga ratio yang terkecil-lah yang terlaris. Untuk mudahnya saya berikan
contoh PT Ciputra Property Tbk. (CTRP)
dengan ratio 46 adalah saham yang terlaris, hanya dalam 46 HARI saja seluruh
market capitalisasinya habis diperjual belikan ! Bandingkan dengan Bank Niaga
(BNGA) yang memerlukan waktu lebih dari 100 tahun. Maaf kalau logika ini tidak
berkenan.
Yang saya tidak habis mengerti, ternyata larisnya saham
tidak berkaitan dengan prestasi fundamentalnya, beberapa saham bahkan sangat
amburadul nilai fundamentalnya. Nah, menurut pengamatan saya, 20 urutan saham yang terlaris adalah sbb.:
CTRP, 46
LCGP, 52
IATA, 56
MDRN, 59
TMPI, 60
SPMA, 68
UNSP, 72
PTRO, 84
TAXI, 89
TRAM, 90
BJTM, 92
PNLF, 114
BKSL, 125
CTRS, 142
ENRG, 149
GIAA, 155
BABP, 155
DOID, 156
DGIK, 171
Daftar diatas bukan rekomendasi lho. Disclaimer on.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar