Coba periksa kabel charger anda dan temukan silinder diujung kabel sebelum kabel masuk ke lap-top. Apa fungsi silinder itu? Bagi yang pernah mengikuti mata kuliah elektronika, tentu pernah mendengar bouncing effect.
Secara singkat.....manakala ada kontak listrik,
biasanya pada tombol sakelar atau titik kontak relay, ternyata kontak tidak langsung
sekali jadi. Ada beberapa mikro detik terjadi kontak-putus-kontak, sampai titik kontak
stabil. Sinusioda kecil dan singkat ini hanya bisa dilihat di osiloskop, dan kadang
kala bisa mengganggu. Mengapa?
Karena saat kita melakukan satu kontak, ternyata ada beberapa
kontak ikutan yang terjadi. Para teknisi kemudian memasang sirkit anti
bouncing, yang umumnya berupa rangkaian kapasitor dan esistor, itulah yang saya maksudkan di awal tulisan ini.
Pembentukan harga saham di pasar modal
juga memiliki effek serupa, sebelum harga
saham pada awal pasar dibuka sampai harga mencapai kestabilan.
Bouncing yang amplitudo
(dalam hal ini delta harga) cukup tinggi terjadi saat awal pasar dibuka dan menjelang
akhir pasar ditutup. Harga saham sering kali meloncat-loncat turun naik dengan cepat
sebelum terbentuk kestabilan antara demand dan supply.
Namun berbeda dengan bouncing di dunia elektronika, bouncing di pasar saham banyak disukai
investor. Sebagian investor sengaja memanfaatkan jendela singkat bouncing,
untuk mengambil keuntungan saat perbedaan naik turun harga saham terjadi secara cepat.
Bagi investor ini, antrian pagi hari saat pasar baru buka menjadi momen yang
sangat penting. Beruntung bila dia mendapatkan harga terendah pada saat awal hari
bullish, karena kemudian saham tadi bisa dijual dengan margin yang lumayan besar.
Belanja model ini tentu mengandung resiko, bila investor pasang terlalu rendah,
harga kemudian tidak ‘mampir’ untuk menjemput, si investor akan gigit jari pada pasar
bullish. Sebaliknya pada saat menjelang pasar tutup, antara jam 15:30 sampai
jam 16:00, bouncing juga terjadi dengan hebat. Bila investor berhasil mendapat harga
yang cukup rendah, lebih rendah dari harga penutupan, berarti investor sudah mendapat
‘bekal’ saat sarapan besok pagi. Sekaligus mendongkrak (walaupun relatif tidak banyak),
porto folio investasi.
Sekalipun bouncing ini sangat disukai oleh
kaum ‘intraday’ yang mencari profit harian, namun ada type investor yang tidak menyukai
bouncing.
Bagi investor semacam ini, seringkali bouncing memberikan isyarat palsu
yang bisa mengganggu keputusan atau rencana matang yang sudah disusun rapi.
Investor ini akan menunggu isyarat konfirmasi yang lain, untuk mengambil keputusan
final. Tentu saja bagi investor yang memiliki jangkauan investasi jangka panjang,
bouncing umumnya dapat diabaikan.
Sadhono Hadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar