Seorang pensiunan BUMN, sebut saja
mas Tomo, tinggal di komplek perumahan ujung Timur kota Bandung. Sejak MPP
tahun 2005, ia sulit meninggalkan kebiasaan lama, selama 24 tahun masa keja.
Setiap pagi, ia dengan baju rapi, lengan panjang dan membawa tas, menstart
Daihatsu Avansa hitam-nya, berangkat ke kantor.
Kantornya kini adalah sebuah
kantor sekuritas yang terletak di kawasan bergengsi, jalan Ir.Juanda Bandung. Disanalah
ia bersama teman-temannya sejak jam 09:30 pagi sampai jam 16:00 memelototi
layar monitor, mengikuti pergerakan harga saham.
Seorang analis dan beberapa
petugas wanita karyawan ‘broker’ saham tersebut siap membantu mas Tomo untuk
menjawab pertanyaan mas Tomo dan client-lainnya serta kadang-kadang memberi
saran saham mana yang bisa dibeli dan mana yang bisa di-jual.
Di kantor yang sengaja didesain
mewah dan nyaman tersebut, mas Tomo dan para investor lainnya seakan dimanjakan
untuk bermain saham sepuasnya. Sekuritas menyediakan semua peralatan yang
diperlukan, termasuk kalkulator, akses internet, berbagai majalah bisnis dan koran pagi. Bahkan juga segelas teh manis.
Di dinding ruangan terpasang layar
TV yang menyajikan channel bisnis internasional yang dihidupkan terus selama
jam kantor. Di kantor sekuritas itulah para investor ‘berkantor’ dan mereka pulang tepat
jam 16:00 saat jam bursa tutup, dengan membawa portfolio, apakah asset mereka
hari itu naik, turun atau tetap ( yang jarang terjadi, kecuali bila seluruh assetnya berupa cash dan
dia sekedar ngobrol tidak bertransaksi)
Di kalangan investor ada dua type pelaku, yang pertama seperti yang dilakukan mas Tomo, yang setiap detik mengikuti pergerakan harga saham, naik turun. Dia masuk (membeli) atau keluar (menjual) mengikuti pergerakan harga saham yang sangat dinamis. Jenis type pemain saham ke dua, sebut saja bang Zainal, berbeda jauh dengan gaya mas Tomo.
Di kalangan investor ada dua type pelaku, yang pertama seperti yang dilakukan mas Tomo, yang setiap detik mengikuti pergerakan harga saham, naik turun. Dia masuk (membeli) atau keluar (menjual) mengikuti pergerakan harga saham yang sangat dinamis. Jenis type pemain saham ke dua, sebut saja bang Zainal, berbeda jauh dengan gaya mas Tomo.
Zainal, mulai bekerja di rumah justru
setelah jam bursa tutup, dia menganalisa pergerakan saham hari itu, termasuk
index dan semua informasi yang muncul hari itu. Semua informasi kemudian dibandingkan
dengan data yang sudah dimiliki, bila masih dibutuhkan kemudian dia browsing ke
beberapa situs saham baik dalam negeri ataupun luar negeri seperti CNN,
Bloomberg, Reuters atau Yahoo-finance. Kadang-kadang dia berlangganan situs
berbayar, seperti RTI, yang menyediakan antara lain laporan keuangan setiap
emiten, pada setiap triwulan. Kadang-kadang dia bekerja sampai larut malam, karena
dari 400 lebih emiten tidak ada yang lepas dari pengamatannya dan keesokan harinya
dia sudah siap dengan sebuah ‘trading plan’ hari itu.
Pada ‘trading plan’ tersebut, tersedia rencana mengenai saham-saham yang telah dimilikinya, apakah akan ‘hold’ atau ‘sell’, lengkap dengan rencana harga serta kondisi bagaimana trading tersebut akan dieksekusi. Dia juga memiliki daftar saham baru yang akan di ‘buy’, pada kondisi atau ‘timing’ yang bagaimana, lengkap dengan harga ‘stop-loss’ atau bahkan ‘average down’, manakala harga yang terjadi tidak sesuai kondisi yang diramalkan.
Pada ‘trading plan’ tersebut, tersedia rencana mengenai saham-saham yang telah dimilikinya, apakah akan ‘hold’ atau ‘sell’, lengkap dengan rencana harga serta kondisi bagaimana trading tersebut akan dieksekusi. Dia juga memiliki daftar saham baru yang akan di ‘buy’, pada kondisi atau ‘timing’ yang bagaimana, lengkap dengan harga ‘stop-loss’ atau bahkan ‘average down’, manakala harga yang terjadi tidak sesuai kondisi yang diramalkan.
Investor type kedua ini, sering
kali justru menghindari terlalu sering menengok layar monitor, mungkin dia
hanya membuka computer saat antri pagi hari dan sore hari menjelang jam bursa tutup.
Dia menyadari persis bahwa, dengan terlampau sering melihat layar dan
mendengarkan rumor, akan mengganggu pelaksanaan rencana yang sudah dibuatnya
matang semalam.
Kedua type, baik gaya mas Tomo
atau gaya investor seperti Zainal, dapat dilakukan secara on-line, maupun
dengan bantuan broker di kantor sekuritas. Tergantung selera, investor bebas memilih, mau gaya ‘instant’ ala mas Tomo, atau
gaya well-planned seperti pelaku kedua. Tersilah.
Sadhono Hadi - 20120420
Tidak ada komentar:
Posting Komentar