Anda bertrading saham mau untung atau mau tambah kaya?
Begitulah pertanyaan yang saya lontarkan kepada seorang teman yang
bertahun-tahun memelihara sebuah saham dari sektor pertambangan menunggu
harganya naik kembali ke masa keemasannya.
“Jelas mau untung toch, mas”, katanya.
“Ini masih rugi, mengapa harus saya jual?”, sambungnya
lagi kokoh bagaikan batu karang.
Teman ini bersikukuh, bahwa bila kita berdagang terus untung,
otomatis akan tambah kaya. Padahal apakah seorang pedagang akan selalu untung?
Konsep bertujuan untung dan mind-set ingin tambah kaya dalam trading saham
tidaklah sama persis. Banyak pemain saham yang berobsesi harus untung, bila
belum untung mengapa harus dijual? Mengapa kita harus pindah jalur?
Membeli saham bukan seperti membeli undian kuda balap.
Membeli kupon undian balapan kuda, begitu kuda pilihan kita kalah berpacu,
lenyaplah taruhan kita. Membeli saham seolah-olah melihat sekelompok kuda yang
sedang berpacu, kita hanya memilih kuda yang terdepan. Bila di tengah pacuan
kuda ini, tertinggal dari kelompoknya, dengan mudah kita alihkan modal kita ke
kuda lain yang paling depan.
Seorang investor yang tidak mau melepas sahamnya yang
berbulan-bulan jatuh tererembab, akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan dari saham lain yang sedang bersinar. Lalu kapan kita akan bertambah
kaya? Sebaliknya, bila sudah untung, namun belum juga dijual, ya masih potensi
untung, belum untung benar. Lalu kapan kita untung beneran?
Hati-hati bertrading saham, bila tujuan and semata-mata
ingin menengguk keuntungan dari Pasar Modal.
Sadhono Hadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar