Apakah dengan memiliki satu lot saham sebuah perusahaan AANU,
anda merasa memiliki perusahaan AANU yang sangat terpandang itu? Bahkan bila
anda memiliki beberapa puluh lot saham AANU, saham anda hanya sebagian kecil
dari milyar-dan saham AANU yang beredar.
Anda bukanlah pemegang saham institusi yang memiliki
sekurang-kurangnya 5% dari saham yang beredar yang bisa sedikit “berbicara”
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Suara anda dalam RUPS memang harus
didengar, namun dengan mudah dapat
diabaikan.
Menurut saran ahli trading yang berpengalaman, kita
hendaknya menghilangkan perasaan memiliki tersebut. Lembaran saham, menurutnya
hanyalah sekedar komoditas yang harganya naik turun. Perbedaan harga yang
setiap saat terjadi inilah yang memungkinkan kita mencari celah untuk
membelinya kemudian menjualnya kembali saat sudah meningkat.
Pada umumnya selalu ada demand dan supply. Pada saat
orang ingin membuang saham, bila tidak ada situasi istimewa, selalu saja ada
orang yang ingin membeliknya. Sebaliknya pada saat sebuah saham sedang diburu
orang, selalu saja ada yang ingin menjualnya. Masalahnya apakah terjadi
kecocokan harga antara pembeli dan penjual.
Dengan melenyapkan perasaan memiliki perusahaan kita
setidaknya terbebas dari beban emosi, yang sering kali menjadi penyebab
kegagalan dalam bertrading. Karena kita terlanjur cinta pada perusahaan ini,
kita enggan menjualnya pada saat harganya peak. Atau sebaliknya pada saat belum
terlalu pas murahnya, kita terburu-buru membelinya. Sayang modal kita bukan?
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar