Satu kelompok kelas S1 Akutansi, berkunjung ke sebuah Galeri Saham untuk meninjau langsung bagaimana bertransaksi di Pasar Modal. Fasilitator menampilkan berbagai fungsi yang terpampang pada layar monitor, beli, jual, portofolio, historical saham,pergerakan saham hari itu, antrian beli maupun antrian jual dan masih banyak lagi.
Para mahasiswa terkagum-kagum
dengan kesibukan pasar modal, lalu lintas penjualan dan pembelian saham lebih
cepat dari denyut jantung manusia, setiap kedipan transaksi milyaran rupiah
berpindah tangan. Dalam satu hari terjadi transaksi trilyunan rupiah. Pasar
begitu ramai, layar monitor yang begitu kecil, tak mampu menampung semua
informasi yang terjadi serentak dalam Pasar.
Fasilitator kemudian akan mendemonstrasikan
bagaimana membeli dan menjual sebuah saham. Ia membuka accountnya sendiri dan menunjukan
bahwa dari deposit yang di setorkan ke Sekuritas, telah berkembang, sebagian
masih berupa uang cash dan sebagian berupa beberapa saham dan berapa nilainya
pada detik itu.
Fasilitator kemudian memilih
sebuah saham yang saat itu,volatilitas, atau jarak jangkauan harga tertinggi
dan kedalaman harga terendah pada suatu periode, sangat tinggi, yakni saham PT
Bumi Resources Tbk, milik keluarga Bakri. dengan singkatan (ticker) di pasar
BUMI. Selama seminggu ini, harga terendah saham BUMIpada kisaran 2275 dan harga
tertinggi 2925 rupiah per saham, volatilitasnya sampai 650 rupiah atau hampir
30% dari harga terendah. Fasilitator mendemonstrasikan pembelian 8 lot, atau
2000 lembar saham dan memasang (bid) tepat pada harga penawaran terendah, yakni
2425, sehingga langsung pada saat itu juga BUMI telah di miliki. Modal yang diperlukan
untuk pembelian ini adalah 8 x 500 x
Rp.2425 atau Rp. 9.700.000,-, tampak pada layar modal cash telah berkurang.
Para mahasiswa kemudian dengan
antusias memonitor perkembangan harga saham BUMI, naik 2450, naik lagi, 2475,
naik 2500, turun sedikit 2475, namun naik lagi sehingga mencapai 2575. Kapan
saat jual, fasilitator menyerahkan kepada para mahasiswa sendiri untuk
memutuskan, dan terjadilah perdebatan sengit. Akhirnya pada saat harga mencapai
2600 semua sepakat untuk dijual .Semua tegang menatap layar monitor menunggu
pergerakan harga yang naik-turun dan ketika harga kemudian merambat naik
mencapai 2600, gemuruh sorak sorai dalam ruangan galeri yang kecil itu,para
mahasiswa kegirangan.
Hanya dalam waktu kurang dari 40 menit,
kekayaan telah bertambah Rp.700.000,-. Bukan main ! celetuk seorang mahasiswi,
“Sama dengan uang saku-ku satu bulan”,
lanjutnya lagi. Seisi Galeri, para Mahasiswa,
broker, staff faculty yang mendampingi mahasiswa, senang sekali, kecuali satu
orang: Si fasilitator, alias sang dosen. Mengapa justru tidak senang,tanyanya
kepada diri sendiri, kemudian beliau mengumpulkan mahasiswanya dan menjelaskan
sebagai berikut,
- “Sesungguhnya saya tidak
mengharapkan untung. Saya malah lebih senang bila tadi kita rugi”,
- “lho kok?”, para mahasiswa
muda pada bengong. Sama halnya dengan dagang
apapun, dagang sahampun ada unsur gamblingnya.
Pada permainan kasino, menang atau kalah muncul secara acak dan tidak dapat diprediksi. Bila pada awal permainan seorang pemain menang terus, menurut BF Skinner,akhli psikologi, orang akan ketagihan, karena casino bersifat additive. Kemenangan awal akan menjadi perangkap, sehingga manakala kemudian kalah, investor akan berpikir bisa mengembalikan lagi kekalahan pada permainan berikutnya.
Pada permainan kasino, menang atau kalah muncul secara acak dan tidak dapat diprediksi. Bila pada awal permainan seorang pemain menang terus, menurut BF Skinner,akhli psikologi, orang akan ketagihan, karena casino bersifat additive. Kemenangan awal akan menjadi perangkap, sehingga manakala kemudian kalah, investor akan berpikir bisa mengembalikan lagi kekalahan pada permainan berikutnya.
-“Jadi
saya lebih senang bila para pemula dengan
modal kecil, mengalami kekalahan di permainan awal, sehingga mereka merasakan
risiko dan lebih berhati-hati Perdagangan di bursa saham, memerlukan persiapan
mental,disiplin, serta keinginan untuk terus belajar. buat kita. Tidak selalu yang menyenangkan itu baik Musuh utama investor
saham adalah dirinya sendiri, bagaimana mengalahkan dirinya sendiri, bagaimana
tegar dan konsisten kepada trading plan yang sudah dipikirkan dan dihitung
tanpa terpengaruh oleh pendapat orang
lain. Pada jaman teknologi informasi yang demikian maju, setiap hari ribuan
pendapat analis yang mengepung kita, apakah diri kita sendiri siap?
Sadhono Hadi
20120226
(Sumber a.l. Psychology of Investor, Hajime Aso & Toshio Aoki)
20120226
(Sumber a.l. Psychology of Investor, Hajime Aso & Toshio Aoki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar