Mencari

Seorang investor selalu YAKIN bahwa rejeki itu ada di pasar Modal. Tugas sejatinya adalah mencari. Keindahannya adalah dalam berusaha menemukan. Akhirnya, kepuasannya tatkala menemukan apa yang diinginkannya

Kamis, 13 Desember 2012

Type Investor


Seorang pensiunan BUMN, sebut saja mas Tomo, tinggal di komplek perumahan ujung Timur kota Bandung.  Sejak MPP tahun 2005, ia sulit meninggalkan kebiasaan lama, selama 24 tahun masa keja. 
 Setiap pagi, ia dengan baju rapi, lengan panjang dan membawa tas, menstart Daihatsu Avansa hitam-nya, berangkat ke kantor.

Kantornya kini adalah sebuah kantor sekuritas yang terletak di kawasan bergengsi, jalan Ir.Juanda Bandung. Disanalah ia bersama teman-temannya sejak jam 09:30 pagi sampai jam 16:00 memelototi layar monitor, mengikuti pergerakan harga saham. 
Seorang analis dan beberapa petugas wanita karyawan ‘broker’ saham tersebut siap membantu mas Tomo untuk menjawab pertanyaan mas Tomo dan client-lainnya serta kadang-kadang memberi saran saham mana yang bisa dibeli dan mana yang bisa di-jual.
Di kantor yang sengaja didesain mewah dan nyaman tersebut, mas Tomo dan para investor lainnya seakan dimanjakan untuk bermain saham sepuasnya. Sekuritas menyediakan semua peralatan yang diperlukan, termasuk kalkulator, akses internet, berbagai majalah bisnis dan koran pagi. Bahkan juga segelas teh manis.
Di dinding ruangan terpasang layar TV yang menyajikan channel bisnis internasional yang dihidupkan terus selama jam kantor. Di kantor sekuritas itulah para investor ‘berkantor’ dan mereka pulang tepat jam 16:00 saat jam bursa tutup, dengan membawa portfolio, apakah asset mereka hari itu naik, turun atau tetap ( yang jarang terjadi, kecuali bila seluruh assetnya berupa cash dan dia sekedar ngobrol tidak bertransaksi)

Di kalangan investor ada dua type pelaku, yang pertama seperti yang dilakukan mas Tomo, yang setiap detik mengikuti pergerakan harga saham, naik turun. Dia masuk (membeli) atau keluar (menjual) mengikuti pergerakan harga saham yang sangat dinamis. Jenis type pemain saham ke dua, sebut saja bang Zainal, berbeda jauh dengan gaya mas Tomo.
Zainal, mulai bekerja di rumah justru setelah jam bursa tutup, dia menganalisa pergerakan saham hari itu, termasuk index dan semua informasi yang muncul hari itu. Semua informasi kemudian dibandingkan dengan data yang sudah dimiliki, bila masih dibutuhkan kemudian dia browsing ke beberapa situs saham baik dalam negeri ataupun luar negeri seperti CNN, Bloomberg, Reuters atau Yahoo-finance. Kadang-kadang dia berlangganan situs berbayar, seperti RTI, yang menyediakan antara lain laporan keuangan setiap emiten, pada setiap triwulan. Kadang-kadang dia bekerja sampai larut malam, karena dari 400 lebih emiten tidak ada yang lepas dari pengamatannya dan keesokan harinya dia sudah siap dengan sebuah ‘trading plan’ hari itu.
Pada ‘trading plan’ tersebut, tersedia rencana mengenai saham-saham yang telah dimilikinya, apakah akan ‘hold’ atau ‘sell’, lengkap dengan rencana harga serta kondisi bagaimana trading tersebut akan dieksekusi. Dia juga memiliki daftar saham baru yang akan di ‘buy’, pada kondisi atau ‘timing’ yang bagaimana, lengkap dengan harga ‘stop-loss’ atau bahkan ‘average down’, manakala harga yang terjadi tidak sesuai kondisi yang diramalkan. 
Investor type kedua ini, sering kali justru menghindari terlalu sering menengok layar monitor, mungkin dia hanya membuka computer saat antri pagi hari dan sore hari menjelang jam bursa tutup. Dia menyadari persis bahwa, dengan terlampau sering melihat layar dan mendengarkan rumor, akan mengganggu pelaksanaan rencana yang sudah dibuatnya matang semalam.

Kedua type, baik gaya mas Tomo atau gaya investor seperti Zainal, dapat dilakukan secara on-line, maupun dengan bantuan broker di kantor sekuritas. Tergantung selera, investor bebas memilih, mau gaya ‘instant’  ala mas Tomo, atau gaya well-planned seperti pelaku kedua. Tersilah.

Sadhono Hadi - 20120420

Tidak ada komentar:

Posting Komentar