Mencari

Seorang investor selalu YAKIN bahwa rejeki itu ada di pasar Modal. Tugas sejatinya adalah mencari. Keindahannya adalah dalam berusaha menemukan. Akhirnya, kepuasannya tatkala menemukan apa yang diinginkannya

Selasa, 28 Mei 2013

IPO



IPO atau Initial Public Offering, atau penjualan saham perdana dialkukan oleh perusahaan yang sudah lolos uji yang sangat ketat dari Pasar Modal. Tentu saja pasar belum tahu berapa sih harga yang pantas untuk saham tersebut per lembarnya, Memang ada masa book-building yakni masa penjajagan berapa banyak sih yang akan pesan dengan harga yang akan dipasang. Lembaga under-writer lah yang bertugas mengatur semua, memperkirakan berapa harga bahkan menanggung saham yang tersisa bila pada hari perdana ternyata terjadi under subscribed.

Suatu saat seorang sahabat mengirim SMS  menanyakan tentang pergerakan saham yang barusan IPO.

-          Harga perdana 350, sekarang 375 beli tidak?
Kemudian tiga hari kemudian kembali ia kembali SMS,
-          Harganya sudah mencapai 600, apakah sudah maksimum? Apakah besok turun?

Wah, terus terang saya tidak bisa menjawab. Saya belum pernah trading di pasar sekunder saham yang barusan IPO. Saya tidak memiliki data historis saham tersebut. Saya tidak memiliki DER, ROE, Booked Value, Earning saham IPO. Data pertumbuhan tiga, lima apalagi delapan tahun tentu belum ada. Jadi analisa fundamental tidak bisa saya lakukan tanpa melihat prospektus saat IPO.

Memang beli saham perdana itu menurut statistik, menguntungkan. Tapi saham IPO yang kinerjanya kinclong antrinya juga luar biasa (over subscribed). Saya pernah antri beli sebuah saham BUMN yang lagi IPO, hanya memperoleh 10% dari dana yang saya transfer dan cilakanya 90% sisa dana ini membeku di pasar modal, hanya bisa dicairkan setelah beberapa waktu. Kadang-kadang seorang investor bukan hanya melihat prospektus tapi juga melihat apakah BUMN atau bukan bahkan melihat juga siapa under-writernya.

Tingkah laku saham IPO di pasar sekunder memang bermacam-macam. Ada yang langsung dalam seminggu melejit 500%, tapi ada juga yang naik sedikit terus setelah itu, turun, turun, turun dan turun terus sampai hanya 60% harga perdana. Kadang-kadang ada rumor-rumor yang kurang sedap tentang IPO. Terlalu banyak lorong gelapnya dan saya terlalu takut untuk terjun.

Mungkin yang paling aman, pelajari prospektus dan antri beli saham perdana. Kalau over-subscribednya tinggi mungkin sekuritas bisa membantu mencarikan, nitip ke anggota yang lain.

Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar