Mencari

Seorang investor selalu YAKIN bahwa rejeki itu ada di pasar Modal. Tugas sejatinya adalah mencari. Keindahannya adalah dalam berusaha menemukan. Akhirnya, kepuasannya tatkala menemukan apa yang diinginkannya
Tampilkan postingan dengan label volatilitas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label volatilitas. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 Juni 2013

Deviasi Terbesar



Deviasi Terbesar

Mungkin sebagian investor menamakannya sebagai volatilitas dan memakai pendekatan (relatif) ratio Beta yang dibandingkan dengan pergerakan index. Namun karena pendekatan saya dari perhitungan matematis terhadap pilot pricenya sendiri, saya lebih senang menyebutnya deviasi. Mengamati seberapa besar deviasi dari sebuah harga terhadap harga pilotnya, mungkin ada manfaatnya bagi para investor, terutama pada keadaan index saham sedang menukik ke dasar seperti saat ini. Asumsi saya, mendapatkan saham yang deviasinya lebar berpotensi mendapatkan keuntungan yang besar saat index rebound.

Sebelum melanjutkan pembahasan, saya ingin menyamakan platform mengenai beberapa hal. Pertama berapa lama pengamatan harus diadakan? 20 hari? 30 hari? 50 hari? 100 hari? Saya mengambil 60 hari, mudah-mudahan pembaca setuju, angka ini cukup moderat, terlalu singkat kita hanya menangkap riaknya dan kehilangan gelombangnya, sedang terlalu lama keburu angkanya obsolete.

Kedua harga pilotnya. Ada dua pilihan, apakah kita menetapkan rata-rata atau harga yang paling banyak muncul yang para ahli statistik menyebutnya modus. Saya menghindari pemakaian rata-rata (moving average) untuk penelitian ini, sebab konon usernya sudah terlalu banyak, sehingga mungkin saja sudah terkontiminasi dengan banyak false signals. Sehingga untuk penelitian saya tetapkan Modus.

Nah, apakah setiap penyimpangan akan kita tampung? Tidak. Hanya 62% saja yang saya akomodir. Dari 60 hari pengamatan, setiap pemunculan harga saham saya catat dan penyimpangan yang sangat ekstrim saya abaikan, saya hanya mengumpulkan 62% dari yang tersering muncul. Inilah yang disebut oleh para mathematician sebagai Standar Deviasi = 1.

Bila platform diatas sudah sama-sama kita pahami barulah saya tetapkan rumusnya sbb. Saham yang Deviasinya terbesar adalah saham yang Ratio antara SD dengan Pilotnya (modus) paling besar. Setelah saya seleksi likuiditas dan saya keluarkan saham-saham yang anomaly, saya memiliki 20 saham terbesar deviasinya,

1              LPLI        37.92
2              INKP       35.31
3              GPRA     29.53
4              CMNP     27.32
5              APIC       22.97
6              LPCK      20.02
7              ULTJ       19.92
8              COWL    16.66
9              NIRO       16.60
10           BWPT    16.47
11           UNVR    16.17
12           PTRO      15.42
13           WSKT    15.30
14           CTRA      14.69
15           CTRP       10.84
16           TOTL       14.22
17           VIVA      13.87
18           ADRO    13.24
19           TSPC      13.13
20           KIJA       12.87

Sekali lagi daftar diatas bukan rekomendasi. Disclaimer on.

Kamis, 20 Desember 2012

Volatilitas sebuah Saham


Volatilitas,  atau ukuran variasi harga sebuah instrumen keuanga  misalnya saham, sesungguhnya bersifat netral. 
Tidak memihak. 
Namun bagi sebagian investor atau pelaku pasar modal, volatilitas yang tinggi atau saham yang melonjak-lonjak seperti roller-coater ini, sangat tidak disukai. 
Sulit dipegang dan bisa menguras modal.

Namun demikian, bagi penganut analisa fundamental, ada sekelompok investor yang justru menyukai saham dengan volatilitas tinggi ini. Bagi mereka, sering kali menjadi sumber rejeki.

Sayangnya, mengukur volatilitas sebuah saham, tidak terlalu mudah. Kita harus mengukur median harga saham dalam periode tertentu, dan melihat penyebaran harga-harga tersebut. 
Untuk mengetahui penyebaran harga, kita bisa menghitung  standard deviasi yang dapat mewakili  seberapa jauh harga-harga itu tersebar dari mediannya, sehingga kita mendapatkan nilai volatilitas.
Bayangkan, untuk memilih saham-saham yang volityle, betapa banyak pekerjaan yang harus kita lakukan untuk mengukur seluruh 440 emiten di Pasar Modal.
Namun bak pepatah...... ‘kemana kepiting berlari, ujungnya selalu di piring nasi’...... kita tidak perlu menghitung volatilitas mutlak dengan cara diatas. Kita bisa mengukur volatilitas relatif, yang banyak disediakan oleh situs-situs gratis. 
Yang saya maksudkan adalah index Beta.

Beta adalah angka volatilitas sebuah saham terhadap angka sebagai bench mark, dalam hal ini adalah index gabungan. 
Jadi bila misalnya index saham ASII adalah 1.57, maka pergerakan harga ASII dibandingkan dengan volatilitas index harga gabungan adalah 1.57 kali. Kalau IHSG naik, maka ASII akan juga naik 1.57 kali, sebaliknya bila IHSG turun, maka ASII juga akan turun malah 1.57 kali lebih dalam. 
IHSG sendiri adalah rata-rata pergerakan 440 emiten.

Beberapa tip untuk mencari cuan dengan memanfaatkan volatilitas:

-   Carilah saham-saham yang fundamentalnya bagus menurut standard anda, misalnya anda dapatkan daftar 40 saham
-   Carilah dalam situs Reuters, berapa harga Beta dari saham-saham tersebut. Reuters dugaan saya menghitung dengan skala waktu 52 minggu, jadi angkanya cukup stabil.
-   Urutkan deretan saham anda dari angka Beta yang tertinggi sampai yang terendah.
-   Tentukan passing grade berapa Beta yang anda harapkan untuk memonitor, misalnya hanya Beta yang diatas 1.5 yang anda akan amati. Misalnya anda mendapatkan saham AAAA BBBB CCCC DDDD EEEE
-   Anda cukup perhatikan ke lima saham tersebut berapa harga tertinggi selama ini dan berapa terendah selama ini. Masuk pada area rendah dan jual pada area tinggi
-   Pada beberapa sekuritas, memiliki perangkat yang bisa kita setting selama satu bulan untuk menjaring saham-saham yang kita inginkan pada saat menyentuh harga yang kita harapkan.

Good luck, disclaimer on.