Mencari

Seorang investor selalu YAKIN bahwa rejeki itu ada di pasar Modal. Tugas sejatinya adalah mencari. Keindahannya adalah dalam berusaha menemukan. Akhirnya, kepuasannya tatkala menemukan apa yang diinginkannya

Kamis, 21 Februari 2013

Seoul



Seoul adalah sebuah Global City yang berkembang sangat cepat. Pengunjung Seoul yang tahun 2012 dikunjungi oleh 10 juta orang asing, disuguhi kesan pertama dengan modern-nya Incheon Airport yang selama 7 tahun berturut-turut (2005 – 2012) dimahkotai sebagai Airport terbaik didunia (versi Airport Council Internasional).
 Bila kita ingat awal pembangunannya di tahun 1992, gelombang protes oleh kelompok pencinta lingkungan, pemerintah Korea dengan cerdik sengaja membangun airport dengan cara menguruk lebih dari 5000 hektar kawasan diantara dua pulau, Yeongjong and Youngyu. Selain faktor keselamatan penerbangan sekaligus mengisolir para pemrotes yang fanatik.
 Kereta api kecepatan tinggi yang futuristik ala film-film Startrek, menghubungkan jarak 70 km dengan ibukota Seoul. Sebagian rel dibangun lurus diatas tanah urugan yang menyambung airport ke daratan Korea.

Seoul, sekalipun memiliki jaringan kereta bawah tanah yang terpanjang di dunia, adalah kota yang aman. Beberapa tempat rekreasi  di luar, di tepi sungai-sungai kecil yang bermuara ke sungai Han, menyediakan tempat-tempat untuk jogging bahkan sampai larut malam.
Siapa mengira macan Asia yang terganas ini pada tahun 1957 hancur luluh mengais sisa-sisa perang. Keadaannya tidak lebih baik dari Indonesia dibawah pemerintahan PM Syngman Rhee yang korup, kemudian di kudeta oleh Park Chung Hee yang tangan besi namun bersih.
Kesebelasan sepakbola Korsel saat itu tidak pernah menang melawan PSSI. Kini Seoul menjadi tuan rumah Piala Dunia, Olimpic Games dengan kesebelasan yang paling ditakuti di Asia.

Sebagai pusat bisnis. Tempat markas besar Samsung, perusahaan teknologi terbesar saat ini, LG dan Hyundai. Seoul juga menjadi pusat keuangan yang penting di dunia.
 Sekalipun demikian, pusat Pasar Modal Korea Selatan bukan berlokasi di Seoul, namun di kota terbesar kedua Busan. Dengan lebih dari 1700 emiten dan market kapitalisasi sebesar USD 1.1 trilyun, Pasar Modal Busan cukup diminati investor asing.
Pemerintah Korea sadar bahwa peranan investor asing masih sangat dibutuhkan. Berbagai instrument keuangan dan Undang-undang dibuat sedemkian rupa  sehingga capital flow bagi modal yang sudah masuk Korea sejauh mungkin dicegah. Sekalipun ada beberapa industri yang diproteksi namun banyak kemudahan dan keringanan pajak untuk penyertaan modal asing yang menetap.

Sama seperti kita, tahun 1997 Korea Selatan juga kena krisis ekonomi yang parah.
Sama seperti kita ekonomi korea juga bersandar pada beberapa gelintir Chaebol (Konglomerat).
Sama juga seperti kita Korea membutuhkan bantuan IMF.
Namun hasilnya jauh berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar