Mencari

Seorang investor selalu YAKIN bahwa rejeki itu ada di pasar Modal. Tugas sejatinya adalah mencari. Keindahannya adalah dalam berusaha menemukan. Akhirnya, kepuasannya tatkala menemukan apa yang diinginkannya

Kamis, 10 Januari 2013

Sang Kolektor



Mas Hary teman saya meminta tolong untuk menjualkan sejumlah lembaran saham UNVR dan saham GDYR warisan almarhum ayahnya. Saham-saham tersebut tidak sampai satu lot dan menurut nilaikan sekarang sekitar empat juta rupiah lebih sedikit. Tentu saja dia kecewa berat, dia berpikir warisan yang berharga dan sangat di jaga dengan baik ini nilainya sampai puluhan juta rupiah. Namun kemudian saya menghibur,

-          Pak itu nilai sekarang, tapi mungkin saja saham UNVR itu sudah mengalami beberapa kali splitted sejak tahun tujuh puluhan. Baiknya ditanyakan ke sekuritas.

Saya kemudian menjelaskan prinsip split-out saham menjadi beberapa saham. Harapannya kembali mencuat dan saya bawa ke Securitas dimana saya menjadi membernya. Tahukah anda, berapa nilai beberapa lembar saham UNVR itu sekarang ? Lebih dari 160 juta rupiah !!

Sahabat saya itu memang memang mendapatkan harta warisan yang lumayan besar. Kolektor saham memang bisa saja beruntung bila sahamnya seperti UNVR yang sangat stabil pertumbuhannya. Namun menurut Michael Turner, kebiasaan mengkoleksi saham adalah salah satu kebiasaan buruk yang paling banyak menghinggapi para investor, sekalipun sangat dianjurkan oleh ribuan konsultan investasi. Para konsultan itu menyebutkan strategi yang cerdik. Dulu memang mungkin strategy semacam itu bisa berhasil, tapi kini, Turner menyarankan kebiasaan “buy and hold” itu suatu kebiasaan yang harus dihindari jauh-jauh.

Kebiasaan mengkoleksi barang kesayangan sih tidak salah. Ada orang senang mengkoleksi barang antik, kemanapun selalu berburu barang aneh, sampai dari pasar loak Triwindu Solo hanya untuk mengejar sebuah wajan besi dari jaman Jepang. Ada juga ibu-ibu yang mengkoleksi peralatan masak, walaupun tidak pernah dipakainya. Saya punya koleksi kartu telepon yang masih berisi pulsa, tapi sekarang mau diapakan?

Tujuan bertrading saham adalah meningkatkan modal kita. Kita adalah investor bukan kolekstor. Bila kita hanya mengkoleksi saham, maka kita tidak memiliki pegangan kapan untuk menjual. Suatu sistem trading yang tidak memiliki formula untuk kapan menjual, bukanlah sistem yang lengkap. Sistem yang lengkap adalah yang memiliki WHAT dan WHEN dari setiap saham. Mungkin saja memang mengincar deviden? Tapi berapa persen deviden yang akan dibagikan, bukan dalam kendali kita sebagai investor kecil.

Sadhono Hadi

2 komentar:

  1. Benar" seperti mertua saya. Dia(mertua) tdk mengerti sama sekali tentang saham, ditawari oleh marketing salah satu bank, mungkin kejadiannya sebelum tahun 1990an. Bahkan sertifikat UNVRnya sempat terselip beberapa tahun. Kalau jumlahnya sekitar 306lembar, tapi waktu itu loh.... Lalu diberikan kepada istri saya. Sebenar sempat ditawarkan kebeberapa anaknya yang lain. Tapi karena sertifikatnya yang sudah lusuh bahkan ada beberapa bagian seperti tersiram kopi, jadi banyak yang ogah menerima. Tapi setelah kami urus, ternyata saat ini berjumlah 30600(61Lot). Dengan ini istri saya mengajak orang tuanya pergi UMROH :). Bahkan sampai saat ini orang tua dan saudara"nya belum tau kalau nilai sertifikat itu... Hahahaha

    BalasHapus
  2. Wow 650 juta rupiah !!!! Selamat pak, betul-betul rejeki nomplok ..

    BalasHapus